Pages


Pijat Tidak Harus Bikin Sakit


Mungkin lebih banyak orang yang suka dipijat daripada tidak. Bagi yang suka, dipijat setiap minggu di tempat yang bersih dan nyaman benar-benar membuat rileks. Ada yang suka dengan teknik urut menggunakan massage oil, ada pula yang suka pijat "enak" alias tidak terlalu sakit. Di lain pihak, banyak pula yang tidak suka dipijat karena geli atau tidak tahan sakit.

Orang yang rutin melakukan pijatan biasanya menginginkan teknik pijatan harus benar-benar menyentuh otot yang meregang akibat terlalu letih bekerja. Misalnya, berkonsentrasi pada pundak, leher, atau kaki. Rasa sakit yang ditimbulkan rasanya menjadi pertanda bahwa otot-otot yang semula tumpang-tindih menjadi teratur sesuai jalurnya kembali. Ketika keluar dari tempat pijat, tubuh terasa ringan.

Namun keesokan hari, biasanya Anda justru baru merasakan efek dari pijatan ekstra keras sehari sebelumnya. Bagian tubuh yang dipijat terasa babak-belur. Batang kayu yang semula seperti dipasang di pundak memang telah hilang, sebagai gantinya Anda merasa seperti baru dipukuli preman.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, mengapa sehabis dipijat tubuh malah terasa sakit?

Intensitas. Beberapa jenis pemijatan dapat disamakan dengan berolahraga. Misalnya pemijatan otot dan shiatsu. Pijatan sering melibatkan manipulasi otot secara ekstensif yang lalu diterjemahkan sebagai rasa sakit, karena tubuh tidak terbiasa terhadap manipulasi ini. Thai Massage adalah contoh lain pemijatan yang melibatkan pelenturan dan peregangan otot. Jika Anda mengalami ketegangan otot, maka Anda juga akan merasa sakit usai dipijat.

Detox. Sebagian teknik pijat yang lain bersifat melepaskan racun dari otot. Hal ini pun akan mengakibatkan kesakitan karena tubuh sedang berusaha untuk melepaskan racun ini. Sebaiknya Anda minum banyak air putih sebelum dan sesudah dipijat untuk membersihkan tubuh dari racun dengan lebih cepat.

Jika Anda menginginkan teknik pemijatan yang tidak terlalu intens, Anda bisa mencoba Swedish Massage atau Lomi Lomi. Lomi Lomi adalah teknik pijat dari Hawaii di mana terapis akan meminta Anda untuk berdoa sebelum dipijat untuk memperoleh keseimbangan. Sedangkan pada Swedish Massage, terapi menggunakan sejumlah tekanan (secara superfisial) untuk mencapai otot seperti getaran, tepukan, remasan, usapan, dan gesekan, untuk melemaskan otot dan melancarkan peredaran darah.

Untuk mengurangi rasa sakit seusai dipijat, Anda bisa mandi dengan air panas atau melakukan sauna. Hal ini akan menjaga agar otot tetap rileks, dan mengeluarkan racun melalui keringat yang dihasilkan saat sauna.

Mau Terhindar dari Stres? Ayo Pijat Saja!


TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Menunggu kepastian dalam perhitungan surat suara pemilu legislatif 2009 dapat melelahkan kerja otak dan otot bagi para peserta pemilu atau para Calon Legislatif (Caleg) sehingga mempengaruhi psikologinya dan mengakibatkan stres.

"Stres itu akibat terlalu keras berpikir dan capek bekerja seperti caleg yang stres karena banyak berpikir dan lelah bekerja melebihi kapasitas kerja tubuhnya," kata pemijat tuna netra juga Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Tuna Netra Indonesia, cabang Tasikmalaya, Muhammad Rahmat.

Ia menilai terapi pijat refleksi mampu memberikan relaksasi pada otot yang tegang, dan tingkat dampak stres akan berkurang. Terjadinya stres, katanya, karena jantung yang memompa darah ke seluruh saraf terhambat karena tegangnya otot.

Untuk itu agar stres bisa diatasi maka perlu pemijatan yang khusus seperti dilakukannya pemijatan bagian paha sebelah kiri yang akan mampu mengimbangi kerja jantung lebih optimal.

Selain itu kata Rahmat para penderita stres akan dilakukan pemijatan telapak kaki, karena didaerah tersebut merupakan titik utama dari seluruh organ tubuh termasuk lelahnya kerja otak dan rasa capek.

"Refleksi itu dapat mengaktifkan kembali syaraf organ di dalam tubuh dengan memijat-mijat bagian telapak kaki," katanya.

Dikatakannya selain dengan obat dan terapi khusus oleh dokter psikolog, seharusnya diimbangi dengan cara pijatan supaya upaya penyembuhannya cepat teratasi.

Ia menjelaskan pemijat yang diasuh olehnya sesuai dengan metode yang mengetahui cara mengatasi berbagai keluhan yang dirasakan penderita.

Namun jika dilakukan pemijatan asal dan tidak menggunakan metode pendidikan pemijatan yang resmi maka akan terjadi kesalahan dalam pemijatan. "Jika dipijat bukan sama orang ahlinya, nanti jantung kaget, bahayanya bisa pingsan," katanya.

Sementara itu kata Rahmat stres bisa menimpa kepada semua kalangan, untuk itu pemijatan refleksi sangat dibutuhkan tubuh dalam mengembalikan stamina dengan pemijatan secara rutin satu kali dalam sebulan.

Selain itu dilakukannya pemijatan bagi orang stres mampu meningkatkan konsentrasi, mengurangi rasa tegang dan gelisah dan kondisi tubuh dan perasaan akan lebih nyaman.

"Saya bisa membuktikan dengan cara pemijatan, para penderita stres akan merasa lebih tenang, saya yakin karena kami di sini menggunakan metode sesuai dengan teori yang dipelajari," katanya.

Pijat Refleksi Belum Diakui Keampuhannya


JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun diakui bisa membuat badan lebih bugar, keampuhan pijat refleksi masih belum diakui sebagai teknik pengobatan dalam dunia kedokteran.

Tomi Hardjatmo, pakar saraf dan akupunktur dari Rumah Sakit Sint Carolus, Jakarta, mengatakan, pijat refleksi memang bisa membuat badan lebih segar. Namun, sampai saat ini belum ada pembuktian secara ilmiah. Oleh sebab itu, beberapa dokter tidak merekomendasikan pijat refleksi.

"Tetapi juga tidak melarang," kata Tomi yang juga pengajar neurologi di Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tomi mengatakan, di dunia medis ada empat teori yang berkembang tentang sistem kerja pijat refleksi. Pertama, pijat refleksi bekerja melalui sistem refleks. Dalam sistem ini, pijat refleksi akan memberikan rangsangan berupa tekanan pada saraf-saraf tertentu yang akan diterima oleh saraf reseptor atau saraf penerima rangsang.

Dari reseptor, rangsangan akan berubah menjadi aliran listrik yang akan menjalar ke sumsum tulang belakang, yang kemudian akan meneruskannya ke otak dan sebagian lagi ke jaringan otot. Nah, aliran listrik inilah yang akan menghilangkan gangguan yang ada di jaringan otot, seperti pada kaki, tangan, jantung, hingga organ dalam.

Teori kedua, pijat refleksi bekerja melalui sistem hipotik atau teori tendon refleks. Dalam teori ini, pijatan pada otot akan menimbulkan tekanan pada tendon.

Sekadar Anda tahu, tendon merupakan jaringan penghubung otot dengan tulang. Nah, tendon yang tertekan akan menimbulkan aliran listrik khusus yang disebut piezo electric. Sebenarnya, piezo electric sudah terdapat dalam tendon, tetapi jumlahnya kecil. Namun, lewat proses pijat, kadar piezo electric pun meningkat sehingga mengalir ke otot dan menghilangkan keluhan pada organ-organ tubuh. "Asam laktat yang mengakibatkan pegal-pegal pada otot kaki dan tangan bisa hilang," kata Tomi.

Ketiga, pijat refleksi bekerja melalui sistem getah bening. Getah bening merupakan zat yang terdapat di seluruh tubuh bersama-sama pembuluh darah. Fungsinya sebagai pembawa sisa-sisa metabolisme dalam tubuh ke jantung. Bila ada pemijatan, aliran getah bening akan lebih lancar sehingga sisa-sisa metabolisme akan lebih cepat dibuang.

Teori keempat, pijat refleksi bekerja melalui sistem pembuluh darah. Saat bagian tubuh dipijat, pembuluh darah juga akan merasakan tekanan yang berulang. Efeknya, aliran darah menjadi lebih lancar. "Tetapi itu semua masih teori dan dunia kedokteran masih abstain tentang pijat refleksi." kata Tomi. (Adi Wikanto)

Sumber : Kompas